Dalam suatu tempat, berkumpullah tiga orang dengan hobi yang sama, yaitu membuat dan membaca puisi, tetapi dalam suasana hati yang sama sekali berbeda.
Yang pertama : Seseorang yang bangga dengan perjuangan pahlawan pembela Ibu Pertiwi,
Yang kedua : Seseorang yang sedang mengagumi kekasih hatinya,
Yang ketiga : Seseorang yang sedang mengagumi telur-telur ayamnya yang banyak.
Kemudian terjadilah perdebatan : (perdebatan sambil bertengkar, berebut ingin membaca puisi pertama kali)
Pejuang : Perang berkecamuk, membakar semangatku untuk berjuang. Kulihat musuh mengerang kesakitan, aku teringat …
Pecinta : Ciumanmu yang mesra … suara hatiku yang penuh cinta kepadamu kekasihku … cintaku yang dalam … yang indah … yang besar seperti …
Pedagang : Telur ayamku, telur ayamku… kujajakan kau sekeliling kampung, tanpa seijin Pak-RT, sehingga aku dimarahinya… dihardik… dicaci oleh seluruh masyarakat yang jumlahnya beribu-ribu ….
Pejuang : Prajurit yang mati dimedan laga… terluka, tersakiti, tergolek lemah menangis, dan meratapi…
Pecinta : Hidung-mu… hidung-mu yang mancung, matamu yang bulat seperti …
Pedagang : Telur ayamku, telur ayamku… malang nian nasibmu … kujual, kugoreng, kumakan, namun dirimu tetap bagaikan …
Pejuang : Anjing-anjing Belanda … yang haus darah, haus kekuasaan, menyerang, menghukum dan mencabik-cabik…
Pecinta : Bulu romaku… merinding bulu romaku, saat kau sentuh diriku dengan cinta namun ketika itu aku merasa kehilangan ….
Pedagang : Telur ayamku, oh… telur ayamku… maafkan aku jika selama ini aku terus ….
Pejuang : Membombardir … terus membombardir seluruh negeriku menghancurkan seluruh rakyatku hingga mayat-mayat berserakan bagaikan …
Pecinta : Bau wangi parfum-mu… mengingatkanku akan cerita cinta kita yang indah, seindah …
Pedagang : Pantat ayamku…, pantat ayamku… begitu berjasanya dirimu, tanpamu telur-telur ayamku tidak akan bisa ….
Pejuang : Dibanting…. Ditembak… Dibunuh … bahkan disiksa habis-habisan … , semua ini menyulut hasrat dan tekadku untuk membalasnya dengan…
Pecinta : Kucium… kuraba… kupeluk … dan kubelai dirimu dengan ….
Pedagang : Bulu ayamku, oh… bulu ayamku indahya dirimu, jumlahmu yang banyak bahkan beribu-ribu seperti….
Pejuang : Serdadu-serdadu perang … yang siap mati membela negara, membela ibu pertiwi yang sedang…
Pecinta : Kasmaran … yah… kasmaran … mungkin ini yang aku rasakan, rasa cintaku padamu yang besar, sebesar….
Pedagang : Kandang ayamku, sungguh kokoh kau berdiri melindungi ayam-ayamku dari….
Pejuang : Serangan-serangan musuh … tak membuatku gentar, tak membuatku takut untuk terus …
Pecinta : Merayumu… memadu kasih antara kita, mengarungi cinta kita bersama dan menikmati….
Pedagang : Tai ayam-ku, kubersihkan kau setiap hari tanpa ngeri, jijik atau malu pada tetangga yang mencemoohku dengan…
Pejuang : Meriam… panser, tank, amunisi dan lainnya yang terus menderu dan menyerbu… sungguh sebuah kutukan …
Pecinta : Dalam cinta kita... Gelora api cintaku yang membara padamu, memaksaku untuk ….
Pedagang : Menjual-mu … yah … menjualmu ke warung-warung kopi terdekat, mungkin dibikin jamu atau telur asin, meski sebenarnya aku tak tega…
Pejuang : Melihatmu terkapar… bersimbah darah, meregang nyawa, bahkan kau tak tahan melihat, menyentuh …
Pecinta : Bodimu yang sexi .. senyum yang menawan serta langkahmu yang tegap bagaikan ….
Pedagang : Cẻkẻr Ayamku … walau jarimu jempol semua, tapi tidak mengurangi sedikitpun semangatmu untuk …
Pejuang : Mengebom musuh…Saat bom meledak di sarang musuh, musuh berlarian……
Pecinta : Dengan manja ... Mengajak hati ini tuk bercinta dalam ………
Pedagang : Kandang ayamku…yang belum kubersihkan. Akan kurawat dan ku…..
Pejuang : Ledakkan….. Dengan roket – roket musuh, yang terus memburu. Kuterjang musuh dalam……
Pecinta : Lautan cinta ... yang terbentang luas menghiasi ………
Pedagang : Telur ayamku …dalam rupamu yang bulat, lonjong dan bentukmu yang …..
Pejuang : Hancur berkeping – keping tanpa rasa iba, musuh menyiksa, memburu, dan ….
Pecinta : Inikah cinta yang selama ini kudambakan ... Kubayangkan wajahmu setiap hari dalam ………
Pedagang : Kandang ayamku … yang berderet - deret. Terus kuperbayak agar ayamku semakin bergairah dalam ber....
Pejuang : Perang dalam medan laga. Prajurit berperang dalam kecamuk ……
Pecinta : Asmara yang menggelora.... Untaian kata – katamu yang lembut niscaya membuat hatiku………
Pedagang : Bertelur – dan bertelur lagi … Namun saat kutemukan seekor ular melilit di kandang ayamku kuteriakkan…..
Pejuang : Merdeka - merdeka… Merdeka atau mati. Dan semangatku berkobar saat kulihat prajurit – prajurit meneriakkan …….
Pecinta : sayang…sayang……aku kangen…. Hanya kata-kata itu yang ada dalam pikiranku untuk memelikimu dan ………
Pedagang : Memukulmu… dan terus memukulmu tanpa ampun…. Ketika ular itu pergi kurasakan hatiku ….
Pejuang : Meledak-ledak …. Gemuruh Bom musuh terus menghacurkan rumah-rumah rakyatku yang tak berdosa. Rudal-rudal musuhpun melesat …
Pecinta : Membangun istana cinta … bersamamu aku merasa tenang dan damai, oh…
Pedagang : Telur ayamku … kurawat dirimu sebelum kujual agar bisa kutukar dengan …
Pejuang : Granat … bom, dan rudal, yang terus menyerang. Para prajuritpun gugur sebagai pahlawan di ……
Pecinta : Samudera cinta... yang bertabur bunga meyemaikan rasa yang berpadu asmara selaksa ……
Pedagang : Ceker Ayamku …sudah-sudah …. Kita hentikan semua sampai disini
Yang pertama : Seseorang yang bangga dengan perjuangan pahlawan pembela Ibu Pertiwi,
Yang kedua : Seseorang yang sedang mengagumi kekasih hatinya,
Yang ketiga : Seseorang yang sedang mengagumi telur-telur ayamnya yang banyak.
Kemudian terjadilah perdebatan : (perdebatan sambil bertengkar, berebut ingin membaca puisi pertama kali)
Pejuang : Perang berkecamuk, membakar semangatku untuk berjuang. Kulihat musuh mengerang kesakitan, aku teringat …
Pecinta : Ciumanmu yang mesra … suara hatiku yang penuh cinta kepadamu kekasihku … cintaku yang dalam … yang indah … yang besar seperti …
Pedagang : Telur ayamku, telur ayamku… kujajakan kau sekeliling kampung, tanpa seijin Pak-RT, sehingga aku dimarahinya… dihardik… dicaci oleh seluruh masyarakat yang jumlahnya beribu-ribu ….
Pejuang : Prajurit yang mati dimedan laga… terluka, tersakiti, tergolek lemah menangis, dan meratapi…
Pecinta : Hidung-mu… hidung-mu yang mancung, matamu yang bulat seperti …
Pedagang : Telur ayamku, telur ayamku… malang nian nasibmu … kujual, kugoreng, kumakan, namun dirimu tetap bagaikan …
Pejuang : Anjing-anjing Belanda … yang haus darah, haus kekuasaan, menyerang, menghukum dan mencabik-cabik…
Pecinta : Bulu romaku… merinding bulu romaku, saat kau sentuh diriku dengan cinta namun ketika itu aku merasa kehilangan ….
Pedagang : Telur ayamku, oh… telur ayamku… maafkan aku jika selama ini aku terus ….
Pejuang : Membombardir … terus membombardir seluruh negeriku menghancurkan seluruh rakyatku hingga mayat-mayat berserakan bagaikan …
Pecinta : Bau wangi parfum-mu… mengingatkanku akan cerita cinta kita yang indah, seindah …
Pedagang : Pantat ayamku…, pantat ayamku… begitu berjasanya dirimu, tanpamu telur-telur ayamku tidak akan bisa ….
Pejuang : Dibanting…. Ditembak… Dibunuh … bahkan disiksa habis-habisan … , semua ini menyulut hasrat dan tekadku untuk membalasnya dengan…
Pecinta : Kucium… kuraba… kupeluk … dan kubelai dirimu dengan ….
Pedagang : Bulu ayamku, oh… bulu ayamku indahya dirimu, jumlahmu yang banyak bahkan beribu-ribu seperti….
Pejuang : Serdadu-serdadu perang … yang siap mati membela negara, membela ibu pertiwi yang sedang…
Pecinta : Kasmaran … yah… kasmaran … mungkin ini yang aku rasakan, rasa cintaku padamu yang besar, sebesar….
Pedagang : Kandang ayamku, sungguh kokoh kau berdiri melindungi ayam-ayamku dari….
Pejuang : Serangan-serangan musuh … tak membuatku gentar, tak membuatku takut untuk terus …
Pecinta : Merayumu… memadu kasih antara kita, mengarungi cinta kita bersama dan menikmati….
Pedagang : Tai ayam-ku, kubersihkan kau setiap hari tanpa ngeri, jijik atau malu pada tetangga yang mencemoohku dengan…
Pejuang : Meriam… panser, tank, amunisi dan lainnya yang terus menderu dan menyerbu… sungguh sebuah kutukan …
Pecinta : Dalam cinta kita... Gelora api cintaku yang membara padamu, memaksaku untuk ….
Pedagang : Menjual-mu … yah … menjualmu ke warung-warung kopi terdekat, mungkin dibikin jamu atau telur asin, meski sebenarnya aku tak tega…
Pejuang : Melihatmu terkapar… bersimbah darah, meregang nyawa, bahkan kau tak tahan melihat, menyentuh …
Pecinta : Bodimu yang sexi .. senyum yang menawan serta langkahmu yang tegap bagaikan ….
Pedagang : Cẻkẻr Ayamku … walau jarimu jempol semua, tapi tidak mengurangi sedikitpun semangatmu untuk …
Pejuang : Mengebom musuh…Saat bom meledak di sarang musuh, musuh berlarian……
Pecinta : Dengan manja ... Mengajak hati ini tuk bercinta dalam ………
Pedagang : Kandang ayamku…yang belum kubersihkan. Akan kurawat dan ku…..
Pejuang : Ledakkan….. Dengan roket – roket musuh, yang terus memburu. Kuterjang musuh dalam……
Pecinta : Lautan cinta ... yang terbentang luas menghiasi ………
Pedagang : Telur ayamku …dalam rupamu yang bulat, lonjong dan bentukmu yang …..
Pejuang : Hancur berkeping – keping tanpa rasa iba, musuh menyiksa, memburu, dan ….
Pecinta : Inikah cinta yang selama ini kudambakan ... Kubayangkan wajahmu setiap hari dalam ………
Pedagang : Kandang ayamku … yang berderet - deret. Terus kuperbayak agar ayamku semakin bergairah dalam ber....
Pejuang : Perang dalam medan laga. Prajurit berperang dalam kecamuk ……
Pecinta : Asmara yang menggelora.... Untaian kata – katamu yang lembut niscaya membuat hatiku………
Pedagang : Bertelur – dan bertelur lagi … Namun saat kutemukan seekor ular melilit di kandang ayamku kuteriakkan…..
Pejuang : Merdeka - merdeka… Merdeka atau mati. Dan semangatku berkobar saat kulihat prajurit – prajurit meneriakkan …….
Pecinta : sayang…sayang……aku kangen…. Hanya kata-kata itu yang ada dalam pikiranku untuk memelikimu dan ………
Pedagang : Memukulmu… dan terus memukulmu tanpa ampun…. Ketika ular itu pergi kurasakan hatiku ….
Pejuang : Meledak-ledak …. Gemuruh Bom musuh terus menghacurkan rumah-rumah rakyatku yang tak berdosa. Rudal-rudal musuhpun melesat …
Pecinta : Membangun istana cinta … bersamamu aku merasa tenang dan damai, oh…
Pedagang : Telur ayamku … kurawat dirimu sebelum kujual agar bisa kutukar dengan …
Pejuang : Granat … bom, dan rudal, yang terus menyerang. Para prajuritpun gugur sebagai pahlawan di ……
Pecinta : Samudera cinta... yang bertabur bunga meyemaikan rasa yang berpadu asmara selaksa ……
Pedagang : Ceker Ayamku …sudah-sudah …. Kita hentikan semua sampai disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar